Minggu, 04 Desember 2016

Bantu Korban Banjir,Kodim 0812 Lamongan Siagakan Perahu





Makodim 0812 Lamongan, Kodim 0812 Lamongan siagakan perahu untuk Korban bencana banjir yang terjadi di wilayah Kabupaten Lamongan.
Hujan yang terus mengguyur seluruh wilayah Kab Lamongan pada Selasa (29/11) lalu itu, mengakibatkan luapan air bengawan solo naik dan mengenang empat kecamatan di wilayah Kabupaten Lamongan. Ke empat kecamatan meliputi Kecamatan Babat, Laren, Glagah, Dan Karangbinagun.
Informasi yang diterima dari Pasiter Kodim 0812 Lamongan, Kapten Kav Parman mengatakan, masyarakat yang terkena banjir, masih terus bertahan di rumah masing-masing dan tidak ada korban jiwa.
Personel Kodim 0812 Lamongan dan BPBD saling berkoordinasi dengan menyiagakan juga perahu dan tenda pengungsian serta bersiaga di titik-titik rawan banjir.
Ia mengatakan bahwa Kodim 0812 Lamongan siap membantu Pemerintah Daerah Lamongan dalam penanganan banjir, baik selama dan pasca bencana semaksimal mungkin serta bersinergi dengan instansi terkait.
Lebih lanjut Pasiter menghimbau kepada masyarakat agar selalu waspada kemungkinan datangnya banjir kiriman yang datang sewaktu-waktu. Menurut informasi dari BMKG setempat kemungkinan intensitas hujan tetap turun.(Pendim0812)





















Kodim 0116 Nagan Raya sejak Selasa (18/10) telah menyiagakan sebuah perahu karet untuk membantu mengevakuasi warga yang menjad korban banjir di kabupaten itu.
Luas rendaman banjir yang melanda Nagan Raya kemarin mencapai tujuh kecamatan. Terdiri atas Kecamatan Seunagan, Seunagan Timur, Kuala, Kuala Pesisir, Tadu raya, Suka Makmue, dan Tripa makmur.
Data yang diperoleh Serambi dari Media Center Kodim 0116 Nagan Raya, hingga Rabu (19/10) siang banjir terparah terjadi di Kecamatan Tripa Makmur dengan tinggi air di atas badan jalan mencapai 30 cm, sedangkan di halaman rumah penduduk mencapai 50 cm. Hal itu terjadi akibat meluapnya aliras Sungai Lamie yang melintasi wilayah tersebut.
Meski terendam air, namun masyarakat masih bertahan di rumah masing-masing dan belum mengungsi ke tempat aman.
Dandim 0116 Nagan Raya melalui Pasiter Kodim Kapten Arm Ainu Rokhman kepada Serambi, Rabu siang, mengatakan penyiagaan perahu karet tersebut untuk melancarkan tugas pemkab setempat dalam menanggulangi musibah banjir, sekaligus untuk membantu evakuasi korban dari lokasi banjir.
Sekretaris BPBD Nagan Raya M Yusuf Gadeng mengatakan, meski sebagian wilayah air sudah mulai surut, namun pihaknya masih melakukan pemantauan dan menyiagakan petugas di lokasi terparah terjangan banjir, yakni di kawasan Tripa Makmur. “Untuk bantuan masa panik sudah kita salurkan, semoga air segera surut,” harapnya.
Dari Blangpidie dilaporkan, stok beras untuk bantuan masa panik bila sewaktu-waktu terjadi peristiwa bencana alam di empat kabupaten/kota (Aceh Barat Daya, Aceh Selatan, Kota Subulussalam, dan Aceh Singkil) wilayah kerja Subdivre VI Blangpidie, tersedia dalam jumlah yang cukup. Beras bantuan masa panik tersebut diambil dari kouta cadangan beras pemerintah (CBP) yang dijatahkan untuk setiap kabupaten sebanyak 100 ton per tahun.
Kepala Perum Bulog Sub Divre VI Blangpidie, Armia yang dihubungi Serambi, Rabu (19/10) mengatakan, masyarakat tidak perlu khawatir tentang ketersediaan beras bantuan masa panik karena stok beras yang dikuasai saat ini dalam posisi aman. “Bila ada permintaan dari pemerintah kabupaten setempat, kita siap memberikan alokasi beras masa bantuan masa panik,” katanya.
Wilayah Kerja Subdivre VI Blangpidie terdiri atas empat kabupaten/kota yaitu Abdya, Aceh Selatan, Kota Subulussalam, dan Aceh Singkil, masing-masing mendapat kouta CBP sebanyak 100 ton per tahun. “Beras ini, antara lain, bisa digunakan sebagai beras bantuan masa panik terhadap korban bencana alam, seperti banjir, tetapi beras tersebut baru bisa dikeluarkan dari gudang bulog setelah adanya permintaan tebusan dari pemkab setempat,” kata Armia.
Sementara itu, terulangnya bencana banjir di wilayah barat-selatan Aceh, menurut Pengurus Persaudaraan Barat Selatan Aceh (PBSA) mengindikasikan kurang pedulinya pemerintah terhadap persoalan yang dihadapi oleh masyarakat di wilayah tersebut.
“Sepertinya ada yang sangat menikmati kondisi begini. Makanya tidak ada penanganan secara permanen,” kata Ketua PBSA, Drs H Zainal Sabri MM dalam konferensi pers di Banda Aceh, Rabu (19/10) terkait persiapan acara pengukuhan PBSA yang dijadwalkan berlangsung di Anjong Mon Mata, Sabtu (22/10).
Zainal Sabri didampingi Sekjen PBSA, A Malik Musa MHum menambahkan, sangat ironi di tengah melimpahnya uang Aceh ternyata akar persoalan banjir di barat selatan Aceh tak kunjung ada solusi. “Wajar jika muncul pertanyaan dari masyarakat ada apa ini. Apakah memang ada yang menikmati untuk tujuan-tujuan tertentu,” ujar Zainal.
Malik menambahkan, musibah banjir di Teunom, misalnya, secara turun-temurun menjadi ‘makanan’ masyarakat yang menyisakan penderitaan tak terperikan. “Bicara banjir di Teunom, jangankan masyarakat, bebek saja sudah bosan berenang,” tandas Malik Musa.
Baik Malik Musa maupun Zainal Sabri berharap agar persoalan banjir di barat selatan Aceh bisa diatasi permanen. “Penanganannya bukan sebatas membagi-bagikan mi instan saat bencana. Harus permanen. Kenapa Krueng Aceh bisa, kenapa sungai-sungai di barat selatan Aceh seperti dibiarkan saja begitu sehingga menjadi sumber bencana yang tak pernah berhenti,” demikian penegasan PBSA. (nun/edi/nas)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar